Beranda | Artikel
Serial Fiqih Pendidikan Anak No 3: ANAK, PERHIASAN SEKALIGUS UJIAN
Senin, 10 Oktober 2022

Alangkah indahnya minum teh dengan ditemani sepiring pisang goreng beserta istri, sambil melihat anak-anak bermain riang gembira. Sulit digambarkan dengan kata-kata! Ya, tidak diragukan lagi bahwa anak merupakan salah satu perhiasan dunia terindah. Rasa penat bekerja seharian seakan lenyap tak berbekas, saat pulang ke rumah bercengkerama dan bersenda gurau dengan anak-anak. Itulah perhiasan dunia!

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا“.

Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia”. QS. Al-Kahfi (18): 46.

Namun waspadalah, sebab di sisi lain, anak juga merupakan ujian bagi kita.

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ“.

Artinya: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan sisi Allah-lah pahala yang besar”. QS. At-Taghabun (64): 15.

Maka berhati-hatilah, jangan sampai kita terpedaya. Sebab terkadang anak membuat seorang hamba menjadi angkuh dan tidak mensyukuri nikmat Allah.

Anak, kerap juga mendorong sang ayah untuk menghalalkan cara yang haram. Seperti menyuap demi kelulusan si buah hati. Demi masa depan anak, katanya…

Anak, kadang membuat seorang insan menjadi kikir dan penakut. Saat ingin bersedekah, setan datang memprovokasi, “Barusan anakmu minta ini dan itu!”. Akhirnya iapun urung menginfakkan hartanya di jalan Allah. Padahal yang diminta anaknya bukanlah suatu kebutuhan primer. Benarlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam,

إِنَّ الْوَلَدَ مَبْخَلَةٌ، مَجْبَنَةٌ، مَحْزَنَةٌ.

“Sesungguhnya anak bisa membuat seseorang menjadi bakhil, penakut dan bersedih”. HR. Al-Hakim dan dinilai sahih oleh beliau juga al-Albany.

Ketika anak jatuh sakit, rasa iba mendorong orang tua bertindak bodoh dan melanggar syariat agama. Iapun membawa anaknya berobat ke dukun, padahal agama telah melarang dengan tegas hal itu.

Lalu bagaimana caranya agar kita terhindar dari godaan tersebut?

Caranya adalah dengan mendahulukan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya di atas segalanya, termasuk terhadap anak-anak. Kemudian senantiasa bertakwa dalam mengurus mereka.

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menjelaskan bahwa di antara amalan yang bisa menghapus keburukan akibat godaan anak, adalah mengerjakan shalat, berpuasa, bersedekah dan beramar ma’ruf nahi mungkar. Beliau bersabda,

فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِى أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَنَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ؛ يُكَفِّرُهَا الصِّيَامُ وَالصَّلاَةُ وَالصَّدَقَةُ وَالأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْىُ عَنِ الْمُنْكَرِ“.

“Gangguan yang menimpa seseorang akibat keluarga, harta, diri, anak dan tetangganya, dapat dihapus dengan puasa, shalat, shadaqah dan amar ma’ruf nahi mungkar”. HR. Bukhari dan Muslim.

 

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga,16 Rabi’ul Awwal 1434 / 28 Januari 2013


Artikel asli: https://tunasilmu.com/serial-fiqih-pendidikan-anak-no-3-anak-perhiasan-sekaligus-ujian/